Diberdayakan oleh Blogger.
YouTube facebook twitter instagram Email

Mad Belbie



Haluuu gaes! Ketemu lagi di review. Kalau kalian masih ingat Marina Gel Lotion yang aku review kemarin, aku kabarin kalau lotion yang itu akhirnya udah abis dan aku udah beli lagi. Kok cepet banget? Bukan lotionnya yang cepet habis. Tapi akunya yang udah ngedraft itu postingan lama cuma baru kemarin ngeposnya. Wkwkwk.
Kali ini aku kembali ke Marina Natural. Emang selama ini aku paling sering pakai Marina Natural. Kadang pakai yang UV White series, atau kalau enggak Emeron Lovely. Tapi Marina Natural ini yang paling sering, yang aku paling suka. Kenapa? Soalnya lembab banget. Pas buat kulit aku. Aku kan kulitnya kering parah, ditambah aku tinggalnya di Magelang, yang kalau dalam kondisi normal itu udaranya cenderung dingin bikin tambah kering. Jadi lotion yang menurut anggapan umum itu tebal dan lengket, justru work best on me.
Marina Body Lotion sendiri setahuku punya tiga macem varian. Marina UV white, Marina Natural, dan Marina nggak tau apaan yang kemasannya kaya gini.
Cuma yang kemasan ini kok rasanya beda ya, di aku? Nggak melembabkan blas gitu. Tetep kering bin busik. Aku nyobain cuma sekali trus nggak beli lagi.
Kali ini aku nyobain Marina Natural yang Nutri Fresh. Aku belum pernah nyobain yang ini soalnya kayaknya baru. Nggak tau sih. Pokoknya aku baru lihat sekali ini yang warnanya ungu. Kalau varian Marina Natural yang lain aku udah apal dan udah pernah nyobain semua. Ada Protects&Cares yang warna pink, Rich Moisturizing yang warna ijo (biasanya favoritku karena aku suka baunya), Nourished&Healthy yang warna kuning, dan Smooth & Glow yang warna orange dan di lotionnya ada kelip-kelipnya kaya mutiara bikin kulit terlihat glowing. 
Source: www.sahabatmarina.com
Biasanya, isi lotionnya itu warnanya sama kaya warna botolnya. Yang pink ya lotionnya juga warna pink, yang ijo lotionnya warna ijo, kuning, warnanya kuning. Tak kirain yang ini isinya bakal warna ungu. Tapi ternyata putih agak pearly. Apa mataku aja yang siwer? Ini putih apa ungu sih gaes? 
Dan pas pertama kali nyobain itu aku terkejut soalnya ada butiran ijo-ijonya kaya gini. Setelah tak lihat lagi kemasannya (tadinya nggak sempet, keburu pengen nyoba), ternyata itu tuh butiran vitamin E. O em geeee. Gaya beuud ya, kaya Nature E aja ada butiran vitamin Enya segala. Tapi nggak banyak kaya di nature E. Butiran vitamin Enya di sini jaraaaaang banget. Tiap kali mencet, paling cuma dapet 3-5 butir. Tapi yaa lumayan banget lah ya, buat lotion yang untuk ukuran 200 ml itu harganya cuma Rp. 6.500.
Iya dong gaes. Murah meriah kaaan. Makanya aku suka. Wkwkwk. Marina Natural Nutri fresh ini mengklaim punya double nutrient effect. Jadi selain vitamin E, dia juga mengandung oat gitu yang bagus buat melembabkan kulit kan ya?
Di kulitku bagus-bagus aja sih. Bahkan di cuaca yang dingin banget lagi kering-keringnya juga kulitku tetep lembab dan halus. Kalau garuk-garuk nggak meninggalkan bekas busik. Tapi ya emang Marina Natural varian apapun biasanya hasilnya kaya gitu di kulitku. Emang udah jodoh kak, dedek bisa bilang apa lagi?
Aromanya soft banget. Nyaris nggak terendus. Aku nggak tau baunya apa, tapi seger-seger gitu deh. Suka sih sama baunya. Cuma sayangnya langsung ilang hanya dalam hitungan menit (kalau nggak detik malah). Wkwkwk. Tapi nggak masalah. Aku anaknya nggak mementingkan selalu tampil wangi kok gebetanku aja yang ribut. Kalau kepengen wangi ya tinggal parfuman aja. Beres.
Udah ah, nggak usah panjang-panjang ya kan gaes? Langsung aja ke kesimpulan.

Plus:

+ Harganya murah bangeeeeeet. Yang ukuran 200ml ini cuma Rp. 6.500.
+ Ada vitamin E beadsnya. Ini sungguh sangat nggaya sekali bagi lotion dengan harga segitu.
+ Melembabkan kulit super kering

Minus:

Nggak ada yang aku nggak suka. Palingan wanginya aja yang rada kurang tapi buatku nggak masalah. Lagian mending kaya gitu emang. Soalnya banyak juga orang yang nggak suka sama lotion yang kelewat wangi kan?

Beli lagi?

Tentu saja. Mungkin ntar seling varian lain dulu sih, soalnya kan aku bosenan anaknya. Tapi jelas, ini bakal kubeli lagi kapan-kapan.

Okai gaes. Seperti biasa, thank you so much for reading. Sampai jumpa di review berikutnya dan bye bye!

Love,
Isthar Pelle
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar




               Akhirnya bisa ngereview lagi. Kali ini aku mau ngereview shampoo. Sebelumnya aku udah pernah cerita di sini kalau aku nyobain pakai shampoo jadul merek Ratih yang terbukti mengatasi kerontokan. Emang bener sih, sukses byanget mengatasi rambut rontoknya sampai aku aja ternganga-nganga. Tapi ternyata di kulit kepalaku lama kelamaan muncul efek samping yang enggak kuharapkan. Yang sama ngeselinnya dengan rontok. Apa itu?
Yap, ketombeh. Rambutku ketombeaan. Padahal udah lama banget aku enggak ketombean. Dan ketombe itu ngeselinnya kan bikin kulit kepala gatel. Jadinya garuk-garuk mulu. Dan tiap kali ngegaruk, ketombenya berguguran sampai kalau aku lagi ngetik kaya gini tuh keyboard laptop aku sampai putih-putih kaya habis kena hujan salju. Menjijikkan? Iyes! Karena ketombenya jelas banget, dan kalau orang lihat itu kesannya kaya aku enggak pernah keramas.
               Trus suatu hari aku nyobain shampoo kesayangannya Ibing yang ketinggalan di kosku. Ibing itu suka banget pakai shampoo Zinc. Terus terang, sebelumnya aku mengunder-estimate merek ini karena murah dan kayaknya murahan gitu. Iya, kadang-kadang I judge things by their price. :D Dan aku ngejudge gitu tanpa pernah nyobain sama sekali. Bahkan aku ngatain Ibing itu rambutnya murahan karena cocok sama shampoo murah. Hahaha. Lhah, padahal shampooku juga murah. Pokoknya aku nggak percaya aja sama shampoo Zinc ini nggak tau kenapa. Mungkin karena mbak Agnes Mo yang tiba-tiba berpindah ke lain hati.
               Pas iseng nyobain itu apa yang terjadi pemirsaaaa? Ketombeku langsung hilang dalam sekali keramas! Ini serius. Aku nggak lagi ngebecandain iklan. Langsung ilang banyaaaaak. Gatal-gatal masih dikit, tapi udah nggak menyebabkan hujan salju, dan bonusnya, rambutku jadi lembuuuuuuut banget. Kok bisa? Enggak tahu. Hahaha. Pantesan aja Ibing sayang banget sama shampoo Zinc ini.
               Trus aku langsung cerita sama Ibing dan besoknya sama Ibing dibeliin yang varian black shine. Nggak tahu, mungkin diam-diam Ibing kepengen punya pacar yang rambutnya itu hitam berkilau. Terserah deh. Yang penting Zinc.
               And yess. Sekarang aku udah nggak ketombean lagi. Klaimnya yang mengatakan menghilangkan ketombe sampai 99% ternyata tidak PHP.
               Trus sekarang balik rontok lagi nggak rambutnya? Sejauh ini sih enggak. Tapi belum tahu nanti. Mudah-mudahan aja sih enggak. Dan kalaupun iya, aku akan cari shampoo Zinc yang varian anti hair fall kalau ada. Kayaknya sih ada.
            Punyaku ini yang ukuran 80ml. Harganya Rp. 8.000.
           Baunya nggak kentara sama sekali. Kaya shampoo anti ketombe tapi nggak kentara sama sekali. Jadi kalau habis mandi tuh rambutnya nggak yang jadi wangi banget. Cuma agak wangi aja.
               Tekstur kental, warna hitam agak silver-silver. Dan ini setelah tak bilas ternyata meninggalkan jejak di ujung jari aku. Makanya kalau didiemin agak lama di rambut mungkin emang bisa bikin jadi item. 
Keliatan nggak bekas itemnya?

Efek

Menghilangkan ketombe? Iyes banget.
Bikin rambut jadi hitam berkilau? Belum kelihatan sih.

Repurchase?

Iya bangeeet! Mungkin nyobain varian lain.
               Okai gaes. Sampai sini dulu yah reviewnya. I love this shampoo so much dan untuk sekarang ini sih nggak mau ganti-ganti dulu. Hehehe. Pesan moral dari review kali ini: don’t judge a shampoo by its price, dan apalagi by model iklannya. Hahaha.
Makasih banyak yah, udah baca. I’ll see you soon.

Love,
Isthar Pelle
Share
Tweet
Pin
Share
4 komentar


Buseet, panjang amat yak namanya. Emang iya gaes. Aku beli body lotion ini di jalan sih waktu itu. Kebetulan body lotionku udah habis juga. Untuk body lotion, aku emang penggemar berat Marina. Selain Marina, body lotion yang kadang suka tak pakai buat selingan itu Emeron Lovely. Dua-duanya punya tekstur yang sama. Kental, lengket, dan berat. Sebagian orang nggak bakalan suka karena berat dan lengket banget. Bikin sumuk, katanya. Tapi kulitku kan lebay keringnya, jadi cuma bisa ditangani oleh jenis body lotion yang kaya gitu. Kalau jenis-jenis yang ringan, mudah menyerap gitu nggak bakalan mempan. Sialnya, si hydro cool gel lotion ini jenis yang kaya gitu. Ringan. Bahkan di kemasannya udah ada tulisan non sticky formula yang harusnya aku udah ngerti kalau bakalan nggak mempan. Tapi tetep dibeli kenapa? Karena penasaran aja siik. 

Oke, langsung mulai yahh, dari pekejing dulu. 


Bentuk botolnya sama kaya Marina UV white yang lain. Telolet kaya gitu. Yang aku suka dari kemasan yang ini adalah warnanya. Marina UV white emang punya botol warna putih semua. Yang ngebedain Cuma label-labelnya aja kan? Kalau yang satu ini labelnya itu warna apa si kaya gitu? Hijau tosca, turquoise, apa aqua marine? Aku nggak ngerti nama-nama warna deh pokoknya kaya gitu yah. Yang dipaduin sama putih tuh efeknya jadi segeeeer banget. Cocok sama tema hydro cool. Kaya udah merepresentasikan gitu. Belum dipegang aja udah berasa cool. *efek rambut berkibar

Kandungan

Mengandung biowhitening complex yang merupakan perpaduan antara vitamin B3, seaweed, sama lime. Aku tau dari mana? Ada kok tulisan di labelnya. :v Aku sebenernya nggak gitu peduli sama whitening-whitening. Aku nggak kepengen putih kok. Buatku, kulit itu yang penting nggak kusem sama nggak busik aja, udah. Jadi biarpun item juga yang penting bercahaya gitu dweeeh.
Selain itu, ini lotion juga mengandung uv protection. Tapi kayaknya nggak terlalu banyak juga, nggak nyampe SPF 15. Tapi mayan lah, dari pada nggak ada pelindungnya sama sekali.
Ingredients lainnya nggak aku tulis soalnya belibet ngetiknya dan aku juga nggak ngerti. Tapi kalau tak baca-baca sih, kayaknya nggak ada kandungan minyaknya. Ini menjelaskan kenapa teksturnya ringan dan kurang nampol kalau buat kulitku.

Klaim

Formula gel dengan tekstur sangat ringan yang cepat meresap dan tidak lengket, akan memberikan hidrasi dingin yang melembabkan di kulit.
Which is true. Bener semua klaimnya. Gelnya ringaaaaan banget dan langsung meresap tanpa banyak kata. Nggak kaya gebetan yang PDKT mulu tapi nggak nembak-nembak. Teruuus, begitu dipakai itu rasanya langsung dingin-dingin gitu. Sejuuuuuk banget. Nggak lengket sama sekali. Over all, buat yang jenis kulitnya nggak kering-kering banget dan menggemari lotion ringan, lotion yang satu ini recommended banget.
Sementara kulitku? Heuuft, lain ceritanya. Kulitku kan keringnya lebay. Persis kaya hati jomblo yang gersang menanti hadirnya kasih sayang gitu deh kak. Makanya biasanya aku suka lotion yang berat bin lengket. Gel lotion ini emang bener sih, pas dipakai di kulitku langsung sejuk dan lembab gitu. Dan kelembaban itu bertahan selama… 30 menit pertama. -_- Habis itu kering lagi dan kalau kegaruk busik banget, ada garis putihnya yang memalukan. Macam anak nggak pernah handbody-an yang kerjaannya main layangan doang di lapangan.
Kalau nggak mau busik ya harus reapply tiap setengah jam sekali. Tapi itu terlalu melelahkan bagiku, dan plis lah, aku nggak yang selo banget gitu bisa pakai lotion tiap setengah jam. Untuk itu, aku pakai trik. Pas pakai, lotionnya tak campur sama minyak zaitun. Pertama keluarin lotion di telapak tangan, trus tetesin pakai minyak zaitun. Gosok biar nyampur. Aplikasikan. And it works! Lembabnya jadi tahan lebih lama.
Tampilan lotion asli. Belum dapat intervensi dari minyak zaitun.
 
Tampilan lotion setelah si minyak zaitun ikut campur.

Aroma

Baunya enak bangeeeeeeeet. Kalau bisa dijabarkan, kira-kira wanginya adalah perpaduan antara seger, lembut, ringan, dan ceria jadi satu. Hahaha. Aku suka banget kalau baunya sih. Udah kaya pakai parfum, tapi nggak yang lebay gitu wanginya. Aroma segar dan ringan kaya gini tuh ngingetin aku sama laut. Dan kalian semua tahu aku suka laut.
Trus apa lagi yaa? Udah, kayaknya itu aja. Langsung ke konklusi aja kalau gitu.

Yang aku suka:


  • Wanginya enak banget. Berasa seger dan bisa jadi mood booster. Kalau lagi lemes, pakai lotion ini langsung kesetrum seger.

  •  Sensasi coolnya. Sejuuuk banget di kulit. Sensasi cool ini juga nolong banget kalau pas kulit kebakar matahari gitu. Kulitku kan sensitifnya emang bikin istighfar sambil ngelus dada gitu ya. Kena matahari bentar aja langsung merah-merah gitu gaes. Sekalipun aku udah pakai baju panjaang-panjang dan jaket. Panas rasanya. Dan kalau dibiarin itu lama-lama perih, gaes. Sama persis kaya udah berharap tapi ternyata php. Perih kak, periiih. Nha lotion ini bisa ngebantu banget buat nenangin kulit yang terbakar, ngeredain panasnya, sama mencegah kulit terbakar makin dalam dan mencegah kulit jadi item kusem.

Yang aku kurang suka:


  • Terlalu ringan. Ringannya bangeten. Kalau orang lain sih mungkin bakal suka. Tapi di kulitku, nggak nampol sama sekali.

Repurchase?

Kayaknya enggak sih. Meskipun aku suka wanginya sama sensasi sejuknya, tapi kalau nggak bisa melembabkan, apa guunanyaaaaa? Walaupuuuun sejuk, seribuuuuu tahun, kalau tak melembabkan, apa guuuunanya. *bersenandung
Ntar pakai varian lain aja lah yang teksturnya biasa, nggak gel.
Emm, udah semua kan ya? Kalau udah, aku mau undur diri dulu dari hadapan pemirsa. Kalau ada yang kelewatan mohon diingatkan. Komen yah kak yahh.
Makasih banyak udah baca. Sampai jumpa di review berikutnya.

Love,
Isthar Pelle
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Sebagai superstar jerawat, aku mengalami jerawat itu nggak hanya di muka, tapi hampir di seluruh permukaan kulit. *lebay
               Selain di muka, jerawatku juga muncul di leher, dada, pantat, kulit kepala, bahkan perut (aneh kan? Iya, aku juga heran) dan yang paling banyak sih di punggung. Ini membuktikan kalau jerawatku itu penyebabnya bukan karena salah kosmetik karena masih adaaaa aja orang yang nyinyir bilang “Kamu pakai kosmetik sembarangan kali, kebanyakan pakai make up kali.” Aku kapan pernah pakai make up di punggung coba sih? Jerawatku itu selain karena memang kulit yang hyper sensitive, over dryness, juga karena hormon yang labil kaya orangnya.
               Aku mengalami jerawat punggung ini bertahun-tahun juga. Sampai-sampai pas nerima piala Oscar aku nggak bisa banget gitu pakai dress yang punggungnya terbuka. *plak
               Tapi sekarang jerawat di punggungku udah sirna. Udah lama sih sirnanya. Udah hampir dua tahun dan nggak balik lagi barang sebijipun. Kok bisa kok bisa?
               Ini dia jawabannya.

Bedak Salicyl KF


               Bedak Salicyl ini produksi Kimia Farma. Sebenarnya diciptakan untuk mengatasi gatal-gatal akibat biang keringat seperti yang tertera di covernya. Cuma selain itu, di covernya juga tertulis Ac. Salicycum 2 % yang berarti bahwa bedak ini mengandung salicylic acid yang bagus banget untuk memerangi jerawat. Makanya aku beli. Harganya berapa ya? Aku lupa tapi yang jelas sih murah banget nggak nyampe sepuluh ribu dengan isi 60 gram. Gede banget. Ukurannya sama kaya bedak Marck’s itu. Bentuknya juga mirip. Emang produsennya juga sama sih.
               Bedak ini aku pakai di punggung tiap habis mandi and you know whaaaaat? Sukses banget mengusir jerawat punggung. Langsung kering. Sembuh hilang blas, hanya dalam waktu emm, aku lupa persisnya, tapi yang jelas nggak sampai seminggu. Cepet banget. Langsung kering, ilang, dan enggak balik lagi. Aku cobain bedak ini pertama kali sekitar awal 2015 dan punggungku nggak pernah jerawatan lagi sampai sekarang. Keren kan? I know, I know. Aku aja terlongo-longo kok pas merasakan hasilnya.

Eh, Pel, kalau memang sehebat itu, kenapa nggak coba pakai di muka? Siapa tahu sukses juga?

               I tried. Tentu saja aku cobain lah. This is me we are talking about, gengs. Saking terpesonanya sama efeknya di punggung, bedak Salicyl ini aku pakai di muka juga. Yang ternyata adalah sebuah KESALAHAN BESAR. Di mukaku menimbulkan efek instant aging. Keriiiiing banget sampai mukaku kerut-kerut kaya orang tua. Pada dasarnya kulitku emang kering banget sih, dan produk anti jerawat apapun selalu bikin kulitku jadi kering. Selalu. Cuma masalahnya yang ini parah banget keringnya. Sampai kerut-kerut masa? Lagian aku goblok banget sih, udah tahu ini bedak bukan buat muka masih nekat dicoba. Goblok dan nekat. Ah, kombinasi yang berbahaya bukan?
               Jadi buat kalian-kalian yang baca ini, plis jangan dicobain di muka yaa. It was my mistake. Jangan ditiru! Buat muka pakai bedak Marck’s aja yang juga mengandung salicylic acid.
               Sekarang ini bedak Salicylnya masih banyak banget. Tak buat simpenan aja kalau pas gatel-gatel gitu, sesuai fungsi yang sebenarnya.
               Sementara jerawat di muka… yah, jerawat di mukaku punya cerita panjangnya sendiri dan sifatnya on again off again. Kadang hilang, bersih, dan mulus, tapi ntar stress dikit aja bisa balik lagi. Gitu. Tapi anehnya, meskipun jerawat di muka bisa ilang dan bisa balik, jerawat di punggung ini sejak kena bedak salicyl nggak pernah balik blas. Sekalipun aku sedang dilanda stress berat. Begitupun dengan jerawat di dada, dan daerah lain yang bisa diberi bedak ini. Kalau saja bisa dipakai di muka yah. Heuuuuft.
               Udah dulu ya, postingan kali ini nggak usah panjang-panjang. Yang masih struggling sama jerawat punggung bisa dicoba. Gampang kok ditemuinnya. Aku sendiri belinya di Alfamart.
               Oya, ini bukan paid post. Aselik pengalamanku sendiri dan kushare dengan riang gembira tanpa bayaran karena buatku ini benar-benar sebuah keajaiban. *tabur debu peri
               Makasih banyak udah baca ya. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Byeeeeee!

Love,
Isthar Pelle
Share
Tweet
Pin
Share
7 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hello!
My name is Isthar Pelle.
I started blogging out of hobbies and I feel so grateful that I am able to help people who read my posts.
If you have anything to say, please feel free to leave comments or contact me through my socials!

Thank you so much!
Xo,
Isthar Pelle

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • youtube

Categories

  • Acne (6)
  • Artikel (14)
  • Beauty Trick (3)
  • DIY (3)
  • Hair (2)
  • Health (4)
  • Review (21)
  • Tips (11)

recent posts

Sponsor

Blog Archive

  • April 2021 (1)
  • Februari 2019 (1)
  • Januari 2019 (1)
  • November 2018 (1)
  • Oktober 2018 (3)
  • April 2018 (2)
  • Februari 2018 (2)
  • Januari 2018 (1)
  • Agustus 2017 (6)
  • Juli 2017 (5)
  • Maret 2017 (1)
  • Januari 2017 (1)
  • Desember 2016 (4)
  • September 2016 (3)
  • Juli 2016 (5)
  • September 2015 (1)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates