[Review] Cat Rambut Samantha
Setelah
sebelumnya cerita soal pengalamanku ngecat rambut sendiri pakai cat rambut
merek Miranda, aku rupanya lagi-lagi tergoda buat diy cat rambut. Hihihi.
Kali
ini untuk alasan yang masuk akal, yaitu, sisa cat kemarin udah luntur banget
sampai rambutku udah jadi coklat dengan sedikit hue ungu kemerahan. Ini yang di
bagian atas kepala jadi sungguh terlihat alay dan kayak anak yang hobi panasan
di lapangan menanti disamber petir karena pengen merokok tapi korek gasnya
abis. -_- *abaikan contoh yang sama sekali nggak mendidik ini
Kali
ini aku nggak jauh-jauh ke toko kosmetik dan peralatan salon terlengkap segala.
Aku ke toko deket kos yang jual aneka macam kebutuhan termasuk cat rambut juga
ada. Karena aku udah trauma sama Miranda, aku nyobain cewek lain (ini istilah
yang sungguh apa banget) bernama Samantha. Aku maunya biru tua. Pikirku kalau
dikasih biru bakalan nutup yang bagian atasnya biar nggak alay-alay amat. Kalau
seandainya fail juga, warna biru di atas warna lunturan yang kemarin bakalan
jadi ungu gelap. Mayan lah, pikirku. Seenggaknya biar jangan dikira biduan
dangdut lagi kayak kasus di salon kemarin.
Tapi
yang biru ternyata nggak ada. Adanya ungu tua. Karena ungunya mendekati biru,
aku putuskan untuk “Oke, nggak apa-apa.” Harganyaa sedikit lebih mahal. Rp.
9.000. Aku nggak tahu sih itu harga standar atau kalau beli di toko kosmetik
kemarin bakalan lebih murah karena sana emang terkenal murah. Hehehe.
Enggak
masalah sih, beda seribu maratus doang. Kalau repot-repot ke toko kosmetik
terlengkap itu naik gojek malah ongkos bolak balik bisa kena tiga puluh ribu.
#gadisyangpenuhperhitungan
Aku
beli sebungkus doang. Soalnya niatnya cuma nutup yang bagian atas aja. Yang
bawah biarin lah. Anggap aja emang sengaja bikin sombre. Heuheu.
Penampakannya
kayak gini nih. Lagi-lagi pakai foto comotan karena pas aku nulis ini,
bungkusnya udah kadung minggat ke tempat sampah.
Keesokan
harinya (karena ini aku belinya malem-malem), aku langsung terapkan. Aku udah
siap-siap kalau kalau isinya hoax lagi. Ternyata enggak. Yang muncul ungu
persis kayak di bungkusnya.
Sampai
sini aku belum mau terlalu bahagia karena siapa tahu aja pas diaplikasikan hasilnya
nggak sama ya kan. Hihihi. #gadisyangpenuhprasangka
Oke
deh, aku aplikasikan perlahan bak kapster professional berbekal kantong plastik
yang diikat untuk melindungi tangan. Harusnya kan pakai sarung tangan gitu,
tapi aku terlalu malas untuk membeli.
Ternyata
warnanya pekat banget dan langsung nutup. Bahkan saking efektifnya, yang niat
semula sebungkus cuma buat bagian atas, ternyata bisa mengcover seluruh
rambutku. Mungkin karena rambutku udah dipotong juga sih ya, jadi nggak sepanjang
yang kemarin.
Setelah
rapi rata, aku diemin selama tiga puluh menit sesuai petunjuk di bungkus.
#cahtekstual
Kalau
Miranda udah hadir sepaket sama conditioner, Samantha enggak. Cuma krim pewarna
sama developer aja. Tapi pas keramas, anehnya rambutku lembut bangeeeeet. Nggak
kerasa kasar. Kalau yang kemarin kan sambil ngebilas juga kerasa di tangan
kasar banget.
Tapi
udahannya aku tetep pakai conditioner sih. Pantene yang repair.
Hasilnya,
rambutku jadi jauh lebih lembut lagi, enteng, dan nggak kusut sama sekali. Pas
masih basah warnanya nggak kelihatan. Malah jadi kayak habis dicat item. Pas
udah kering, baru kelihatan hue ungunya. Persis plek kayak gambar covernya.
Lahh, iniiiih, baru cat raambut anti hoax. Padahal harganya juga murah ma meeen. Cuma
beda seribu maratus dari Miranda. Tapi impresi awal udah bikin deg-degan. Ini
kalau diterus-terusin bisa-bisa sampai pelaminaan. *hoiiiii -,-
Aslinya warnanya lebih bagus dari ini. Tapi berhubung kamera hapeku itu aneh, bikin yang udah jelek makin jelek, jadi di foto ini malah agak kemerahan. Aslinya ungu banget. |
Tapi
ini bisa jadi karena aku pilih warna gelap sih. Kalau warna gonjrengnyaa belum
tahu. Apakah semuanya sesuai atau bisa jadi hoax juga. Yang jelas, untuk warna
yang ini aku puas banget nget. Sesuai ekspektasi. Malah melebihi ekspektasi
ding, secara tadinya aku sempat nggak berharap banyak.
Mungkin
itu kali ya, rahasianya. Jangan berharap, maka kau akan terhindar dari
kekecewaan. Heu heu.
Pro:
- Murah meriah, Cuma Rp. 9.000. Kalau di toko besar mungkin lebih murah.
- Enak banget diaplikasikannya, gampang. Nggak berantakan.
- Warnanya nutup bagus.
- Sesuai ekpektasi. Bukan hoax.
- Bau amonianya nggak terlalu nyengat.
Cons:
Nggak
ada. Aku puas banget sama semuanya. Warnanya sesuai, diaplikasikannya gampang,
nutup sempurna, rapi. Bahkan satu bungkus itu cukup buat seluruh rambutku.
Kalau
ada yang aku rada nggak suka, itu karena adonan yang nggak sengaja nempel di
kulit susah banget diilanginnya. Meskipun dicuci berkali-kali mulai dari level
lemah lembut keibuan, sampai kasar kepreman-premanan, masih ada sisa ungu di
ujung jari. Ini kalau yang nggak tahu kan bisa-bisa aku dikira habis pemilu.
Tapi
ya nggak apa-apa sih, salahku sendiri juga karena yang pakai pengaman kantong plastik
cuma tangan kiri, tangan kanannya enggak.
Sama
ada sisa noda yang nempel di kening dan leher juga. Ini jadi pelajaran, kalau
sebelum mewarnai, daerah kulit yang deket-deket rambut itu dikasih krim/lotion
buat mencegah noda yang tak diinginkan.
Kesimpulan akhir:
Puas
banget! Top lah si Samantha ini. Mungkin kalau di kemudian hari aku ada keinginan
buat mewarnai rambut sendiri lagi, aku akan beli Samantha. Mungkin next time
kita coba warna gonjrengnya. :D
Dan
dengan berakhirnya kalimat barusan, menandakan bahwa kita telah sampai di
penghujung review cat rambut Samantha ini. Gimana menurut kalian? Suka mewarnai
rambut sendiri juga nggak? Cerita dong, rekomendasi cat rambut yang menurut
kalian top banget dan gampang kalau diaplikasiin sendiri.
0 komentar