Foto nyomot dari Google sebab Belbie lupa naro fotonya di folder mana. *sigh |
Hello lovelies!
Kali ini aku mau review produk yang masih ada kaitannya sama jerewi.
Sebelumnya aku udah review tentang Medi Klin Gel buat sembuhin jerawatnya, dan so far setelah aku pakai setebal mungkin (melawan aturannya yang dipakai tipis-tipis aja) jerawatku beneran lohh rontok atu-atu. Serius rontok gitu. Jadi dia kering dan coplok seisi-isinya. Gimana nggak bahagia tuh? Rontoknya juga tanpa melibatkan rasa gatel kaya biasanya kalau jerawat kering. Lepas gitu aja tau-tau tergeletak di baju apa buku gitu. Tapi dasarnya jerawat di muka aku tu ada beribu-ribu, jadinya ya perang masih terus berlanjut. Cuma ya lumayan banget. Yang tadinya ribuan kaya bintang di galaksi bimasakti, sekarang palingan tinggal lima ekor aja. Yay! *mentally happy dance
Aku bakal review lagi si Medi Klin ini nanti yah, karena ada sambungannya. Heu heu.
Nah, jadi selama upacara pengusiran jerawat ini aku nggak pernah pakai bedak sama sekali. Cuma murni bersihin muka sama pakai Medi Klin tok. Secara aku juga jarang keluyuran. Siang-siang kalau udah bangun tidur palingan on line, nulis, sama baca buku yang semuanya dilakukan di dalam kamar. Jadi aku belum pakai skin care lain atau sunblock. Nha, soal sunblock ini aku juga masih bingung. Soalnya sebentar lagi kalau jerawat udah beres kemungkinan aku bakal nampil lagi di depan umum which means, sunblock is a must! Cuma aku bingung soalnya segala macam jenis sunblock pasti memunculkan jerawat di kulit aku. Jadi sementara bingung, aku nyari-nyari bedak yang cucok dan aman buat kulit yang terjajah sama jerawat.
Berhubung sebelumnya aku nemu si Medi Klin setelah meluangkan waktu buat baca-baca beauty blog, aku melakukan hal yang sama untuk mencari bedak. Karena males blog walking atu-atu, ya udah deh, aku search aja di google pakai kata kunci ‘review bedak untuk wajah berjerawat’, and guess what? Sekitar tujuh atau berapa gitu hasil pencarian teratas adalah review bedak Marck’s. Iyes! Bedak Marck’s that I’ve been used for forever ituh.
Aku pakai bedak Marck’s sejak kecil, sejak harganya masih dua ribuan. Dibeliin sama ibuku. Nah, masalahnya sejak something went very wrong with my family yang secara tak langsung membuatku kehilangan sosok ibu, aku nggak pakai lagi. Jadi jaman remaja aku hampir-hampir nggak pernah pakai produk kecantikan apapun. Cuma cuci muka doang. Itu bikin kulit muka aku kusem dusem kaya gelandangan. Apa lagi aku suka olahraga outdoor, plus kulit aslinya aku ya emang item. Tapi waktu itu malah aku nggak jerawatan sama sekali sih.
Nah, aku pakai bedak lagi tu pas kuliah. Secara waktu itu agak malu kan kalau udah gede kok mukanya kusem kaya anak cowok (anak cowok jaman sekarang aja kulitnya bersih-bersih), jadi aku pakai bedak padatnya pigeon. Cucok banget deh di muka aku. Aku juga mulai rajin bersihin muka, pakai facial wash, pembersih, toner, dan pelembab. Waktu itu FW sama pelembab aku pakai Wardah. Gara-garanya di kampus ada acara beauty demo dari Wardah. Berhubung aku paling nggak bisa nolakan anaknya, pas ditawarin sama embaknya aku iyain aja. Dan cucok markucok. Kulit aku jadi bersih mulus dan cantik nggak kaya jaman baheula.
Aku pakai bedak Marck’s sejak kecil, sejak harganya masih dua ribuan. Dibeliin sama ibuku. Nah, masalahnya sejak something went very wrong with my family yang secara tak langsung membuatku kehilangan sosok ibu, aku nggak pakai lagi. Jadi jaman remaja aku hampir-hampir nggak pernah pakai produk kecantikan apapun. Cuma cuci muka doang. Itu bikin kulit muka aku kusem dusem kaya gelandangan. Apa lagi aku suka olahraga outdoor, plus kulit aslinya aku ya emang item. Tapi waktu itu malah aku nggak jerawatan sama sekali sih.
Nah, aku pakai bedak lagi tu pas kuliah. Secara waktu itu agak malu kan kalau udah gede kok mukanya kusem kaya anak cowok (anak cowok jaman sekarang aja kulitnya bersih-bersih), jadi aku pakai bedak padatnya pigeon. Cucok banget deh di muka aku. Aku juga mulai rajin bersihin muka, pakai facial wash, pembersih, toner, dan pelembab. Waktu itu FW sama pelembab aku pakai Wardah. Gara-garanya di kampus ada acara beauty demo dari Wardah. Berhubung aku paling nggak bisa nolakan anaknya, pas ditawarin sama embaknya aku iyain aja. Dan cucok markucok. Kulit aku jadi bersih mulus dan cantik nggak kaya jaman baheula.
Sayangnya, aku tipe anaknya emang paling nggak bisa setia dan sotoynya nggak ketulungan. Habis produk Wardah yang aslinya udah cocok banget buat aku, aku malah gonta-ganti produk sesukaku sesuai kepinginan kalau nonton iklan. Kalau nggak pas jalan ke minimarket dan liat suatu produk mendadak ting! Gitu aja pengen beli.
Awal-awal kelakuan ngaco ini sih nggak ada masalah sama sekali. Masalah baru muncul pas aku semester tiga kalo nggak salah. Waktu itu ada kegiatan kampus. Aku jadi panitia makrab yang lokasinya di Boyolali. Secara iklim Semarang sama Boyolali beda banget, kulit aku terkaget-kaget. Bukan aku aja sih, hampir semua anak mengalami. Yang kulitnya mengelupas lah, yang muncul bintik-bintik lah. Aku termasuk yang muncul bintik-bintik. Aku sih santai aja, palingan setelah beberapa lama juga ilang sendiri. Dan bener sih, setelah beberapa lama kulit temen-temen aku pada normal kembali. Tapi tidak dengan kulitku. Bintik-bintik yang tadinya kecil mulai membesar menjadi jerawat. Iya, ya ampuun. Untuk pertama kalinya sejak yang aku bisa ingat, aku jerawatan!
Awal-awal kelakuan ngaco ini sih nggak ada masalah sama sekali. Masalah baru muncul pas aku semester tiga kalo nggak salah. Waktu itu ada kegiatan kampus. Aku jadi panitia makrab yang lokasinya di Boyolali. Secara iklim Semarang sama Boyolali beda banget, kulit aku terkaget-kaget. Bukan aku aja sih, hampir semua anak mengalami. Yang kulitnya mengelupas lah, yang muncul bintik-bintik lah. Aku termasuk yang muncul bintik-bintik. Aku sih santai aja, palingan setelah beberapa lama juga ilang sendiri. Dan bener sih, setelah beberapa lama kulit temen-temen aku pada normal kembali. Tapi tidak dengan kulitku. Bintik-bintik yang tadinya kecil mulai membesar menjadi jerawat. Iya, ya ampuun. Untuk pertama kalinya sejak yang aku bisa ingat, aku jerawatan!
Sebenernya jerawatnya nggak banyak. Cuma tiga biji. Tapi dasar aku anaknya belagu, aku belaga stress gitu dan merasa nggak nyaman sama jerawat aku. Dimulailah kegiatan coba-coba jilid dua. Tergiur sama iklan, aku pakai Face Washnya Biore yang anti acne. Bukannya ilang, jerawatku malah tambah banyak. Soalnya itu FW mengandung scrub dan berhubung waktu itu aku nggak ngerti apa-apa tentang ilmu kecantikan aku pakai setiap hari. Dua kali sehari. Pantes aja jerawatku yang aslinya normal dan cuma tiga biji malah meradang dan beranak pinak. Aku stress.
Trus aku nanya sama temenku yang dulu jerawatan dari sejak SMP sampai SMA dan sekarang kulitnya udah mulus abis. Aku nanya dia pakai produk apa. Dia pun dengan bangga memamerkan FWnya yang dari Acnes. Tanpa pikir panjang apalagi study yang mendalam, aku langsung beli. And you know what? Jerawatku yang tadinya berwarna pink imut berubah jadi ungu kehitaman dan banyak banget semuka. Sampai full. Akhirnya itu FW yang masih banyak banget langsung aku buang ke tempat sampah. Benciii!
Sejak saat itu aku mulai sadar dan kembali ke jalan yang benar. Aku pakai minyak zaitun murni buat ilangin bekas item korban si Acnes dan lumayan sukses. Bekas-bekas jerawatnya ilang. Tapi jerawatnya tetep, numbuuh terus. Jadi dia ilang, ninggalin bekas item, tapi keesokan paginya langsung numbuh lagi. Gitu-gitu terus sampai aku ketemu Medi Klin.
Berhubung kuliah dan kerja juga, aku tetep harus bedakan kan? Sejak saat itulah aku mulai pakai bedak Marck’s lagi (itu tahun 2011) sampai sekarang. Aku pilih bedak Marck’s bukan karena tahu kalau bedak itu cocok buat kulit berjerawat karena mengandung corn starch dan salicylic acid. Aku sotoy aja teringat masa kecil yang bahagia. Seenggaknya menurut kesotoyanku bedak itu aman jadi paling nggak nggak bakal munculin jerawat baru. Aku juga nggak ngeh kalau itu bedak bisa bantu ngeringin jerawat. Selain itu kan harganya murah banget. Kalau waktu itu harganya cuma enam ribuan kalau nggak salah. Jadi sebenernya aku agak-agak meng-under estimate itu bedak. Tapi aku masih pakai aja terus soalnya itu satu-satunya bedak yang aman dan nggak bikin jerawat makin gawat. Pernah pakai bedaknya Oriflame dan ternyata tetep jerawatan. Jadi aku kembali setia pada si Marck’s sampai sekarang
Setelah baca-baca review dari beberapa blog, barulah aku mendapat pencerahan. Ternyata si bedak legendaris ini memang cucok buat muka berminyak dan berjerawat karena kandungannya seperti yang udah aku sebutin tadi. Selain itu ternyata banyak yang bilang kalau jerawat ini banyak direkomendasiin oleh dokter kulit lohh. Wew! Nggak jadi under estimate dah.
Nah, ini pas banget bedak Marck’s aku pas abis. Biasanya aku pakai yang shade crème tapi kemarin nyoba yang rose. Habis ini mau beli yang crème lagi karena lebih cucok menurutku. Aku kan item, kalau pakai yang rose yang pinky-pinky gitu hasilnya kurang sip.
Bedak Marck’s ini punya tiga pilihan rasa, eh, warna. Crème, rose, sama white. Aku jelas nggak kepengen coba yang white karena udah pasti keputihan. Dan kaya yang aku bilang tadi, aku paling cucok pakai yang crème. Itupun masih terlalu terang buat kulit aku yang gelap ala ala Rihanna. Heu heu.
Pas masih ngantor beberapa waktu yang lalu, aku imbangin pemakaiannya dengan foundienya Oriflame yang Very Me. Itu foundie cocok banget sama aku. Nggak bikin jerawatan, melembapkan, sekaligus coveragenya perfect buat nutupin bekas jerawat yang mirip rawa-rawa di permukaan bulan. Pasti banyak yang mau protes jerawatan kok pakai foundation ya kan? Itu karena make up adalah wajib hukumnya di kantor. Kalau nggak pakai make up komplit, pasti dipanggil ke ruang Bu Pincab dan disuruh dandan saat itu juga. Untungnya foundationnya Oriflame ini fine-fine aja. Selain itu juga aku cuma pakai pas kerja. Aku pakai yang warna gelap, sand. Sebenernya ini terlalu gelap buat aku. Harusnya aku pakai yang cocoa. Tapi pas dibedakin pakai Marck’s, malah jadi pas banget hasilnya. Noda jerawat juga tertutup sempurna sampai-sampai aku kaya pakai camera 360 ke mana-mana. Sekarang udah habis tapi aku belum beli lagi soalnya kan sekarang aku nggak ada kegiatan ngantor. Kerjanya cuma depan laptop aja dan jarang ketemu orang buat persentasi. Selain itu aku juga udah nggak terlalu genit kaya dulu buat jalan-jalan dan ngeceng-ngeceng nyari gebetan baru.
Jadi, setelah ini mau beli bedak Marck’s aja di warung depan. Kenapa belinya di warung? Lebih murah dari pada beli di minimarket. Hahaha.
What I like dari bedak Marck’s:
- Bantu ngeringin jerawat (serius loh ini)
- Nggak bikin jerawat muncul lebih banyak kaya bedak-bedak lain yang pernah aku coba
- Nggak keliatan kaya bedakan banget tapi kulit wajah terlihat fresh
- Murah dan awet :D
- Cucok buat bedakan di rumah
What I don’t like:
- Tutupnya nggak rapet dan amat sangat merepotkan kalau mau dibawa pergi-pergi. Jaman masih ngantor jam istirahat pasti cuci muka karena kalau enggak si jerewi bakal ngamuk-ngamuk di muka, jadi harus bedakan lagi.
Aku siasatin pakai selotip, tapi tetep aja tumpah. Jadinya aku bungkus plastik. Hahaha.
- Mudah tumpah dan beterbangan.
- Nggak ada spongenya, jadi harus bawa sendiri. Itu juga bawanya terpisah karena kalau dimasukin ke dalam tutupnya, tutupnya semakin nggak rapet. Jadi agak gawat aja spongenya kotor. Harus rajin-rajin nyuci.
- Bikin kulit kering. Tapi nggak masalah sih, soalnya kulitku emang dasarnya kering banget. Pakai produk apa aja juga kering makanya aku selalu bawa facial spray (ntar aku review soal ini).
- Staying powernya bikin elus dada. Harus rajin-rajin touch up.
Dan udah sih, itu aja kayaknya. Kalian-kalian yang ilmu dandannya pasti lebih terpercaya dari pada aku share dong, kalau ada yang kurang-kurang atau dari postinganku ada yang teramat sangat salah sehingga bisa menimbulkan penyesatan publik. :D
0 komentar