CARAKU MENJAGA BENTUK BADAN DAN STAMINA
Ollooo!
Di postingan kali ini aku mau cerita tentang
caraku menjaga bentuk badan biar bisa tetap langsing, curvy, sexy, dan
appealing *plak, sekaligus gimana caranya jaga stamina biar tetap sehat dan
syemangat meski hampir tiap hari begadang. In case ada di antara kalian yang
bilang “I don’t care” karena berprinsip bahwa Big Is Beautiful, let me tell you that I do agree. Totally! You
are beautiful no matter what. Skinny or fatty.
Tapi aku tetep mau nulis ini kenapa? Karena dengan
menjaga bentuk tubuh aku nggak menjaga penampilan semata. Toh, bentuk badanku
juga nggak yang keliatan wong sehari-hari aku pakainya kaos oblong yang nggak
menunjukkan lekuk-lekuk tubuh kan? Aku lebih peduli ke masalah kesehatan. Emang
sih, yang langsing belum tentu lebih lama idupnya daripada yang gendut, tapi,
aku pernah ngerasain gemuk. Nggak gemuk-gemuk banget. Rekor tergemuk yang
pernah kucatat adalah 56 kg. Dan itu aku udah merasa beraaaat banget. Lari
gampang capek, naik tangga gampang capek, gerak jadi kurang lincah, dan banyak
lagi.
Aku juga pernah mengalami kurus yang
kebangeten. Rekor terkurusku adalah 42 kg. Maksudnya pas udah gede ini lho ya.
Waktu masih SD sih nggak diitung. Ini bukan gara-gara diet, tapi gara-gara
putus cinta (asli lebay memuakkan kamu Pel). Dan aku nggak suka karena aku jadi
gampang anemia (pada dasarnya tekanan darahku emang sering rendah), dan juga
kalau pakai baju jadi nggak bagus. Keliatannya jadi kasian gitu. Hiks.
Ini pas kurus. Cuma ini udah mendingan kayaknya beratnya 44/45. Keliatan kaya orang sakit kan malah. |
Akhirnya aku berjuang naikin berat badan ke
berat normalku. Tinggi badanku 163 cm, tapi aku lebih suka range berat badan
antara 48-50kg. Akhir-akhir ini cenderung tetap di angka 50 sih. Kadang-kadang
naik jadi 51-52. Ini sih gara-gara masih ada lemak di perut yang sering
diledekin sama Ibing. Kaya polisi kejut katanya. Kalau nggak ada lemak ini
palingan beratku 48 lah. Dan sejujurnya, aku paling suka kalau beratku segitu.
Cuma nyingkirin lemak di perut emang agak susah sih. Nggak tau. Meskipun udah
olahraga juga nggak ilang-ilang. Mungkin sih, mungkin lho ya, gara-gara aku
suka tiduran kalau habis makan deh. Habisnya kadang suka nggak sadar sih.
Yaudah deh, kita langsung aja.
Pertama, aslinya aku anaknya gampang gendut.
Ini keturunan. Dari embahku, Ibuku, tanteku,
semuanya gampang gendut. Kalau nggak pinter-pinter atur pola makan udah pasti
gendut. Misalnya, kalau aku makan sepiring nasi tiga kali sehari, tiap hari, pasti
bakal gendut. Pasti. Untungnya aku nggak suka nasi putih.
Sementara itu, aku nggak bisa kalau disuruh diet mengurangi porsi makan.
Aku kalau makan banyak, dan suka ngemil. Aku
nggak bisa kalau porsi makannya dibatas-batasi. Buatku, food is fuel. Kalau
nggak makan aku nggak bisa mikir. Well, tetep bisa sih, cuma agak lelet gitu
dan kepikiran terus karena perut meraung-raung minta dimengerti. Kalau cukup
makan, aku bisa kerja lebih cepat dan lebih banyak.
Trus solusinya gimana dong?
Jelas, aku nggak yang jadi makaaaan terus juga
yaa. Tapi begitu laper, aku akan segera makan, nggak akan menunda. Aku punya
maag juga soalnya. Dulu pernah sampai yang parah banget gitu. Dan sekalinya
kumat, akan butuh waktu berhari-hari buat penyembuhan. Kan jadinya malah jauh
lebih repot. Dasarnya gampang gendut, tapi nggak bisa mengurangi porsi makan?
Solusinya adalah mengatur makanannya.
Untungnya aku nggak suka nasi. Dan bukan
termasuk anak yang merasa belum makan kalau belum makan nasi. Jadi pagi gitu
biasanya aku akan ngopi sambil ngemil biskuit kalau nggak bakar roti atau
apalah. Ntar ngapa-ngapaiiiiiin, siang makan lothek atau rujak buah. Di sini
murah banget. Paling antara 3ribu-5ribu tergantung yang jual. Kadang juga jajan
syomai atau apaaa gitu. Pokoknya nggak makan nasi. Terus ngapa-ngapain lagi
sambil ngemil-ngemil. Aku nggak bisa kalau nggak ngemil soalnya. Ntar malem
baru makan nasi dikit.
Aslinya sih kalau tanya siapapun, aturan yang aku buat ini salah. Porsi makan paling banyak itu harusnya bukan di makan malam, tapi sarapan. Masalahnya, aku kalau pagi-pagi nggak bisa langsung makan besar. Trus malem makan agak banyak juga nggak masalah sih wong habis itu aku masih bakal beraktivitas lamaaaa. Dan makannya nggak banyak-banyak juga.
Aslinya sih kalau tanya siapapun, aturan yang aku buat ini salah. Porsi makan paling banyak itu harusnya bukan di makan malam, tapi sarapan. Masalahnya, aku kalau pagi-pagi nggak bisa langsung makan besar. Trus malem makan agak banyak juga nggak masalah sih wong habis itu aku masih bakal beraktivitas lamaaaa. Dan makannya nggak banyak-banyak juga.
Tapi jadwal itu juga nggak pasti lho gaes. Itu
aku nulis jadwal harian yang notabene kegiatanku gini-gini aja. Jualan online
doang. Nggak butuh banyak tenaga fisik. Tapi, kalau giliran pameran gitu
misalnya, butuh tenaga yang buanyak itu karena harus berdiri dan ngomoooooong
terus.
“Mari kakaaak, dibeli kakaaak. Jilbabnya cantik
kakaaak. Beli dua gratis bros kakaaaak,” dan seterusnya. Kan capeeeeek.
Makanya butuh asupan makanan yang lebih banyak.
Karena kalau pameran itu jarang bisa ngemil, jadinya kalau siang aku akan makan
berat.
Intinya aku harus tahu lah, kapan tubuhku butuh
makan banyak, kapan butuhnya sedang-sedang saja. Kalau udah ngerti kebutuhan
tubuh sendiri, kayaknya sih otomatis berat badan akan cenderung ideal.
Selain, itu, aku membiasakan rutin olahraga
sekarang. Minimal 30 menit perhari. Nggak yang berat-berat juga olahraganya.
Paling cuma stretching, pose-pose yoga dasar, senam kecil, atau crazy dancing
kalau lagi kumat. Minimal 30 menit tanpa stop. Tujuannya ya biar sehat,
badannya jadi kenceng, dan juga biar keringetan. Keringetan itu baik banget
lho, buat mendetox racun dalam tubuh. Seiring keluarnya keringat, kotoran jadi
ikutan keluar juga. Nggak lupa minum banyak air putih. Selain biar nggak
dehidrasi, banyak minum air putih kalau buat aku sangat membantu proses detox.
Tubuh rasanya jadi kaya enteng dan bersih.
Sayangnya, karena pola makanku yang aneh, aku
merasa kaya asupan nutrisi yang kukonsumsi kurang lengkap deh. Soalnya ya, meskipun
rajin makan sayur, tapi aku jarang makan buah. Trus juga proteinnya paling
dapet dari protein nabati aja karena aku nggak terlalu suka daging sama telur.
Makanya aku butuh suplemen tambahan. Tapi aku juga nggak suka minum produk kaya
vitamin-vitamin gitu. Karena itu, aku merasa Nutrishake adalah solusi yang
tepat banget buat aku.
Apaan tuh Nutrishake?
Nutrishake adalah minuman shake dengan
kandungan nutrisi lengkap untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian kita. Jadi
buat kamu yang super sibuk sampai suka nggak sempet mikirin kandungan nutrisi
dalam makanan udah lengkap apa belum, Nutrishake bakal membantu banget.
Apa saja keunggulan Nutrishake?
- Rendah kalori. Cuma 70 kalori/ porsi.
- Mengandung protein dari tiga sumber
Sumber protein Nutrishake: kacang polong, telur, dan whey. Makanya kalau minum Nutrishake itu rasanya aku jadi jauh lebih fokus gitu. Ngerjain apa-apa cak cek rasanya.- Mengandung Omega 3 dan Omega 6.
- Gluten free dan non GMO (Genetically Modified Organism).
- Kandungan serat tinggi.
- Dibuat oleh tenaga ahli yang kompeten dan telah berpengalaman.
Nutrishake ini sudah melalui penelitian bertahun-tahun lho (lebih dari delapan tahun) di laboratorium Igelosa Life Science Community yang dikepalai oleh professor Stig Steen. Siapa itu Stig Steen? Nanti aku bikin postingannya terpisah.- Rasanya enak.
Ada tiga pilihan rasa. Strawberry, coklat, sama vanilla. Semuanya enak.
Nggak eneg. Segeeeer banget.
- Gampang cara bikinnya.
Tinggal masukin ke shaker, kasih air dingin atau air es sesuai
takaran, trus shake, shake, shake! Kalau mau dikreasikan dengan tambahan buah
juga boleeeh, boleh banget. Nanti aku bikin postingan khusus tentang
resep-resep minuman sehat dengan Nutrishake yaa.
Dan aslinya masih banyak lagi. Cuma harus
dirasain sendiri daripada aku kebanyakan ngomong. Ya kan?
Oya, meskipun banyak yang turun berat badannya
berkat bantuan Nutrishake, tapi asal tau saja, Nutrishake ini bukan obat diet
lho yaa. Dia adalah suplemen pelengkap nutrisi harian. Bukan pengganti makanan
juga. Tapi pelengkap. Masalahnya, Nutrishake kalau diminum setengah jam sebelum
makan, porsi pas makannya emang jadi jauh lebih sedikit karena rasanya udah
kenyang. Mungkin karena kandungan seratnya yang tinggi ya. Makanya cocok untuk
dikonsumsi bagi yang sedang program penurunan berat badan.
Tapi ada kejadian juga yang tadinya kurus,
minum Nutrishake malah jadi gendut. Itu karena dia minumnya bukan sebelum
makan, tapi sesudah makan.
Ada juga yang tadinya rambutnya rontok jadi
kuat, dan lain sebagainya. Macem-macem kalau testimoni sih. Cuma sekali lagi
efek ke tiap orang beda-beda. Jadi aku nggak bisa bilang “Kamu minum Nutrishake
deh, biar langsing.” Minum Nutrishakepun tetep harus sambil olahraga dan atur
pola makan. Bohong banget kalau ada yang bilang bisa langsing tanpa olahraga
dan atur pola makan. Eh, ada ding. Putus cinta. Hiks.
Yang jelas kalau di aku sih efek yang aku rasain ya:
- Jadi lebih fokus.
- Nggak gampang capek.
Ini aslik. Jadi semangat, ceria, dan lincah terus.- Jadi nggak terlalu gawat ngemilnya.
Serius. Aku udah bilang kan, kalau aku suka ngemil? Apalagi
kalau tengah malem gitu. Jam rawan terserang rasa laper. Kalau udah gitu, apa
lagi yang jadi heronya kalau bukan mie instan? Ngemil mi instan tiap malam,
coba kalian bayangin! Tapi kalau minum Nutrishake itu rasanya jadi nggak
terlalu pengen ngemil banyak-banyak. Tengah malem juga cenderung anteng-anteng
aja. Habisnya udah kenyang. Makanya kalau takut ngemil bakal bikin gendut,
ganti cemilanmu dengan Nutrishake.
- Jadi nggak ngantukan.
Biasanya karena aku tidur biasanya pagi dan itupun paling cuma tiga
jam, maka jam nanggung siang menuju sore gitu pasti rasanya ngantuuuuuk banget.
Tapi kalau minum Nutrishake enggak. Seger terus kaya robot yang batrenya baru.
Itu dia gaes, rahasia kebohai-anku selama ini.
*hapasih -_-
Gampang kan? Cuma atur pola makan, olahraga
cukup, dan pastikan nutrisi lengkap seimbang. Everybody can do it, right?
Btw, kalau di antara kalian ada yang pinisirin
tentang Nutrishake, bisa lanjut nanya-nanya ke akun Dapur Kosmetik yaa.
Makasih banyak sudah baca, selamat mencoba, dan
dadaaaaaa!
Love,
Isthar Pelle
0 komentar