Jadi
bulan Desember yang lalu di hari ulang tahunku aku memutuskan untuk memberi
hadiah pada diri sendiri berupa warna rambut baru. Hal ini seiring sejalan
dengan niat mulia untuk sering-sering ngasih hadiah pada diri sendiri dan
membahagiakan diri sendiri termasuk pakai baju apapun yang aku mau dan bergaya
rambut sesuka hati yang termaktub dalam Resolusi 2018. Lol
Kenapa?
Karena aku udah muak dengan kebodohanku sebelumnya yang selalu nurutin kata
orang (baca: dulu pasangan, sekarang mantan) yang tiap kali aku minta saran dan
pendapat itu bilangnya selalu “Nggak usah, nggak usah, nggak usah aneh-aneh.”
Itu aku kapasitasnya minta pendapat ya, bukan minta ijin (yakali, baru pacaran
juga ngaapain ijin-ijinan), trus dia ngasih saran kayak gitu ya aku pikir itu
yang terbaik emang. Tapi ternyata emang dia nggak suka aku bahagia kayaknya.
Wkwkwk. Padahal kebahagiaanku sangat sederhana dan harmless lhoo.
Oke,
maaf, malah curhat. -_-
Demi
melaksanakan niat mulia tersebut, berangkatlah aku ke toko kosmetik dan alat
salon yang sepanjang pengetahuanku sih, terbesar dan terlengkap di Magelang.
Udah ke sana apakah aku beli pewarna rambut dan perlengkapan salon high end?
Enggak lhoo. Pas ditanyain Mbaknya mau merek apa (yang ada banyak banget
lengkip kip), aku malah jawab “Yang paling murah apa, Mbak?” Dih, dasar pelit.
Kemudian
Mbaknya bilang Miranda. Itu yang termurah nomor satu. Oke, aku beli tiga
bungkus bleaching, sama satu pewarna pink gonjreng. “Pink yang paling muda ya,
Mbak,” kataku.
Dalam
khayalanku sih wah banget. Bleaching tiga bungkus kupikir bakal cukup buat
seluruh rambutku sampai warna pirang, trus aku highlight pakai warna pink.
Mantap jiwa. Eh, sebenernya aku maunya pink pastel ding. Tapi mbak pramuniaga
bilang nggak ada kalau yang langsung pastel harus dikasih cat putih a.k.a
pastelizer dulu. Baiq. Aku nyerah deh. kalau mau bikin kayak gitu ntar mending
ke hair colorist profesional aja. Hahaha.
Pulanglah
aku dengan hati gembira. Pink gonjreng juga bagus kok, aku suka, aku suka.
Tapi
kebahagiaanku nggak berlangsung lama-lama amat ketika pas aplikasi bleachingnya
itu ternyata tricky banget.
Nih,
penampakan bleachingnya kayak gini. Foto dari Google karena aku waktu itu nggak
sempet foto-foto.
Dalemnya
berisi bubuk bleaching dan developer. Yang aku nggak ngerti, ini bleachingnya
saat dicampur sama developer malah ngembang kayak soda kue. Jadinya kering dan
menggumpal yang boro-boro deh bisa bikin rambut jadi pirang. Nempel aja enggak,
boskuuuu. Aku sampai stress banget mengaplikasikan ini dan kamar jadi
berantakaan penuh dengan adonan bleaching yang berceceran.
Aku
nggak tahu apa Miranda aja yang kayak gitu, semua bleaching, atau aku aja yang
nggak bisa? Soalnya seingetku duluuuu aku pernah pakai bleaching juga, aplikasi
sendiri juga, dan adonannya bisa jadi pasta, nggak ngembang kering kayak gini.
Sialnya aku lupa dulu itu merek apa, tapi yang jelas bukan Miranda. Hasilnya
juga bagus karena nempel rata di rambut.
Singkat
cerita, bleaching yang tiga bungkus itu hampir nggak menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Setelah bleaching tiga kali, rambutku masih nggak pirang.
Mentok coklat, dan … belang! Ya karena adonannya menggumpal nggak jelas gitu,
nempelnya nggak rata, jadi hasilnya juga nggak rata. Belang-belang kayak macan.
Sungguh kuingin menangis.
Nggak
sampai situ aja, rambutku juga jadi kaku, kering, super kasar, dan gimbal.
Wkwkwk.
Oke
lah, nggak apa-apa. Cat pink yang semula kuniatkan untuk highlight aja,
akhirnya kuubah arah tujuan buat ngeblok full. Biar jadi pink semua dan kalau
ada belangnya biar terlihat baagaikan highlight gitu. Ngaaahahaha. Sungguh kubangga
pada kecerdasanku.
Tapi
kebanggaanku itu lagi-lagi nggak bertahan lama, karena setelaah dituang, warna
catnya bukannya pink, tapi ungu! Kalau di kemasannya kayak gini
Tapi
di kenyataannya itu ungu kayak buah naga. *menangys lagi*
Yasudah,
nggak apa-apa. Sungguh, aku ini adalah anak yang tabah dan penyabar sekaligus
bertanggungjawab atas ulah dodol nekat warnain rambut sendiri. Wkwkwk.
Kalau
yang pink ini enak dicampurnya, karena emang berbentuk pasta, bukannya bubuk.
Nyampur bener, nggak ngembang-ngembang, nggak nyusahin. Pas diaplikasikannya
juga enaaaaak banget. Nempel di rambut dan bisa kena semua, rata. Nggak bikin
menderita lah dalam proses pengaplikasian. Nggak bikin berantakan juga. Sip!
Setelah
menanti beberapa lama sesuai petunjuk di bungkus (tiga puluh menit kalau nggak
salah), aku keramas deh. Oya, si Miranda ini kalau yang cat raambutnya udah
bonus color protectant berupa conditioner yang dipaakai setelah keramas. Nah,
setelah rambut aku bilas sampai bersih, aku pakai itu color protectantnya.
Hasilnya lumayan bikin lembut meski tetep aja kering dan kasar sih.
Dan
hasilnya … seperti ini.
Burgundy!
Jauh banget dari yang kubayangkan di awal. Hahahaha.
Ya nggak apa-apa sih. Kujadikan
kegagalan ini sebagai pelajaran berharga.
Si
Miranda ini warnanya nggak tahan lama dia luntur tiap kali aku keramas. Mungkin
shampoo menjadi salah satu faktor lunturnya warna itu karena aku masih aja
pakai shampoo anak-anak instead of shampoo khusus buat rambut yang diwarnai.
Lama-lama
hasilnya pudar deh, jadi seperti ini. :D
Coba tebak, aku yang mana? |
Tapi
somehow, setelah pudar kok aku malah suka ya. Hahaha. Ya pada dasarnya aku emang
bahagianya gampang sih. :p
Udah,
itu dia review bleaching dan cat rambut Miranda versi akyuu.
Pro:
Murah. Murah meriah semeriah
meriahnya. Per bungkus Cuma Rp. 7.500.
Cons:
Terlalu ‘ada harga ada rupa’. Haha.
Bleachingnya nggak banget. Menggumpal, kering, dan sangat susah diaplikasikan.
Cat rambutnya warnanya nggak sesuai
banget. I mean, I know sih emang nggak bakalan persis kayak yang di covernya
karena cover itu either pakai wig atau editan. Tapi kan seenggaknya jangan
kebangetan gitu lho. Aku juga duluuuu banget pernah pakai cat rambut pink dan
warnanya beneran pink kok (siyalnya lagi-lagi aku nggak inget mereknya apa).
Sedangkan ini tuh jauh banget, elaaah. Jauuuuuh. Kayak planet Klingon sama
Jakku. Nggak ketemu karena beda film. -,-
Karena pada kenyataannya yang
keluar warnanya ungu sehingga menyebabkaan
hasilnya malah jadi burgundy. Ini sih namanya hoax.
Btw, aku sempet beli lagi buat
touch up pas waktu itu luntur yang pertama. Aku beli dua bungkus lagi pink yang
sama, dan keluarnya tetep aja ungu. Jadi ini emang dari sononya, bukan salah
masukin kotak atau apa.
Kesimpulan akhir?
Aku kapok, nggak mau pakai merek
ini lagi. Selain warnanya nggak sesuai, rambut juga jadi kasarnya parah banget,
mana kusut lagi. Bye, Miranda. Mungkin emang kita nggak jodoh. Semoga bahagia.